Mataram NTB - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra menghadiri Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Tes Pra-musim dan MotoGP 2022 yang dilaksanakan di Lombok Astoria Hotel Mataram, Rabu (26/01/2022).
Rapat yang dipimpin Wakapolda NTB Brigjed Ruslan Asupan dibuka langsung oleh Kapolda NTB Irjen Pol Djoko Poerwanto, dihadiri oleh Seluruh PJU Polda NTB, Danrem 162/WB, Danlanud TGKH ZAM, Danlanal Mataram, Direktur RSUD NTB, Kadishub NTB, Tim MGPA, Management ITDC, seluruh Polres se-pulau Lombok, serta lembaga dan instansi terkait lainya.
Selaku PenanggungjawabTim Medis MotoGP Dirut RSUD NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra yang kerap disapa dr. Jek, pada Rakor tersebut diberikan kesempatan untuk memaparkan berbagai bentuk perencanaan yang telah dipersiapkan dalam event internasional baik pada saat latihan pra-musim maupun saat MotoGP berlangsung.
"Pada saat Rapat tadi saya memaparkan perencanaan yang telah disiapkan tim medis RSUD NTB dengan berkoordinasi dengan semua stecholder terkait terlebih dengan tim MGPA dan management ITDC, "ungkap dr. Jek saat diwawancara media ini usai mengikuti Rakor di Astoria Hotel (26/01).
Jek mengatakan bahwa dalam paparan tadi dirinya memaparkan pola penanganan terhadap penoton maupun raider dan semua orang yang akan menuju arena sircuit akan diterapkan Karantina Babel System untuk mencegah terjadinya penyebaran virus covid-19 pada saat event internasional ini berlangsung.
"Tadi kami sudah menjelaskan secara rinci mengenai System Karantina Babel ini. Dalam penerapan ini kami telah berkoordinasi dengan seluruh stecholder yang berperan dalam event pra-musim ataupun MotoGP, "ungkapnya.
Secara garis besar Karantina Babel System ini perlu dilaksanakan dengan baik karena bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus covid-19, bagaimana protokol kesehatan itu bisa diterapkan sebaik mungkin. Menurutnya System Babel ini akan sangat efektif dikarenakan tidak akan ada lagi penonton ataupun raider beserta kru yang melakukan kontak dengan lingkungan lain.
Jek memaparka satu contoh. Semisal ada 900 ribu orang dari 5 pintu masuk menuju hotel yang ada di sekitar Mandalika. Dari hotel tersebut seluruh penghuni hotel saat itu dilakukan tes swab dan VCR oleh tim medis sampai menunggu hasil. Apabila Negatif maka baru bisa diperolehkan keluar hotel menuju sircuit.
"Bila hasilnya positif dan setelah diperiksa ternyata tanpa gejala, maka akan disarankan kepada pihak hotel untuk menyiap ruang isolasi, Namun bila hasilnya menunjukkan gejala maka hanya ada 2 rujukan yaitu RSUD Kota Mataram dan RSUD NTB, "jelas dr. Jek.
Dengan Babel System kata Dokter Jek, nantinya tenaga medis akan di tempatkan di masing-masing hotel yang ada di sekitar Mandalika untuk menangani proses tes swab, dan bagi hotel yang diluar Mandalika kami akan koordinasi dengan Dikes Provinsi NTB agar ditempatkan Nakes, pihaknya juga akan melakukan koordinasi agar pihak hotel dapat menghubungi tim medis bila kedatangan tamu untuk dilakukan tes swab terlebih dahulu.
"Jadi disamping tes swab dilakukan di hotel, penerapan prokes yang ketat juga tetap dilakukan serta tes swab juga tetap dilakukan di semua titik-titik Ring satu (dalam sirkuit) yang telah ditentukan untuk mencegah lolosnya penonton yang terkonfirmasi positip covid-19 baik dengan gejala maupun tanpa gejala, "ungkapnya.
dr, Jek juga menceritakan bahwa dalam pemaparannya di Rakor itu juga menjelaskan tindakan yang harus diambil jika yang terkonfirmasi positip covid-19 itu adala petugas hotel itu sendiri.
"Mengingat persoalan ini juga tak kalah pentingnya, sehingga perlu dilakukan koordinasi dengan Pemda setempat ataupun pihak hotel agar disiapkan juga tempat isolasi khusus bagi petugas hotel yang terkonfirmasi positi covid-19 baik dengan gejala maupun tanpa gejala, "pungkasnya.(Adbravo)